Harus (kah) Mencintaimu
Dua bulan kemudian.
“Bundah…Mikail minta susu” panggil Keyla, anak pertamaku_yah, aku biasa
memanggil mereka anak-anakku.
“Iya sayang, I’m coming”
“Bundah ayah kapan pulang?? Mikail kangen” ujar anak kedua ku setelah
menghabiskan susunya.
“Sabar ya sayang, kan tiap minggu ayah juga pulang. Sekarang kan baru
hari rabu berarti ayah pulang berapa hari lagi?” tanyaku untuk menghiburnya.
“Empat hari lagi” jawabnya antusias.
“Aduuuh pinternya anak bundah” banggaku
“Sepertinya adik Milo bangun tuh, bundah liat dulu yah,” ijinku ke
Mikail
“Mikail ikut… Mikail ikut…Bundah gendong” rajuknya
“Lho kan udah punya adek, kok masih minta gendong…”
“Kan bundah lagi nggak gendong adek Milo jadi Mikail boleh minta gendong
dong” kilahnya membuat aku tersenyum.
Beginilah kehidupanku. Dipagi hari merawat anak-anak, di sore hari aku
melanjutkan studi ku di sebuah sekolah tinggi dan di malam hari menidurkan
mereka. Ayah mereka tak ias menemani mereka setiap hari karena tuntutan
pekerjaannya. Yah, maklum sebagai seorang pemborong dia harus pulang-pergi
keluar kota. Aku sangat memakluminya, karena dengan hal itu mungkin dia juga ias
mengalihkan pikirannya dari kehilangan terbesarnya.
0 komentar:
Posting Komentar
~*~ Setelah membaca jangan lupa meninggalkan komentarnya, untuk kemajuan blog ini. Terima kasih atas kunjungannya ~*~