Harus (kah) Mencintaimu
BAB II
“Pada hari minggu ku turut ayah ke kota, naik mobil istimewa ku duduk di
muka”
“Mikail sayang, delman bukan mobil” kataku sambil tersenyum dan
menggendong Milo.
“Nggak bun, kan kalo minggu naiknya mobil ayah bukan delman. Ayahkan
nggak punya delman” jawabnya polos.
Mendengar jawabannya yang polos dan pandang matanya yang tanpa dosa itu
membuat aku, ibu, dan ayah tertawa terbahak-bahak. Anakku yang satu ini memang
benar-benar pandai berkilah. ^_^
“Cucu nenek memang pintar” jawab ibuku sambil tetap menyunggingkan
senyumnya. Diumurnya yang sudah mencapai setengah abad lebih itu beliau tetap
cantik dengan segala kesederhanaannya.
“Andah, bagaimana kuliahmu?” Tanya ayah sesaat setelah kita berhenti
tertawa.
“Baik-baik saja yah”
“Apakah mereka bertiga mengganggu kuliahmu? Jika ya lebih baik kita cari
Babysitter saja agar bisa meringankanmu
merawat mereka”
“Tidak sama sekali yah, mereka membuat hidupku lebih berwarna. Aku
sangat senang bisa mengasuh mereka.
Selalu saja ada hal-hal baru saat di dekat mereka. Cukup Bi Inah saja yang
membantuku menjaga mereka saat mereka aku tinggal kuliah. Nggak usah cari
Babysitter segala, aku kurang percaya dengan orang asing.”
“Baiklah jika itu maumu, ayah Cuma nggak mau menyusahkanmu. Ini juga
atas permintaan Ken, sebagai ayah mereka mungkin dia tidak ingin terlalu
merepotkanmu.” Jawab ayah bijaksana.
“Aku sama sekali tidak merasa direpotkan dengan kedua jagoan dan satu
princessku yang imut. Seperti yang aku bilang tadi, aku sangat senang bisa merawat mereka. Katakan pada kak Ken begitu
saja yah.”
“Kamu memang sudah dewasa anakku, ibu bangga padamu” ujar ibuku dengan
tulus.
“Makasih bu” senyumku.
To be Continued
Bisa juga di baca lewat situs Wattpad, id : @UfhieAh
0 komentar:
Posting Komentar
~*~ Setelah membaca jangan lupa meninggalkan komentarnya, untuk kemajuan blog ini. Terima kasih atas kunjungannya ~*~